Langsung ke konten utama

Pahit Manisnya BerSINTALARAS

STL UNM - Foto ini diambil dari Fanpage Sintalaras UNM yang baru saja menyelesaikan prosesi outdoor, satu step dari rangkaian panjang penerimaan anggota baru di SINTALARAS UNM. Tahapan sebelumnya adalah Indoor dan Fieldtrip. Setelah outdoor, ada lagi. Ujian materi namanya. Lulus dari semua tahapan itu barulah boleh jadi anggota.

Prosesnya memang tidak mudah. Yang mudah itu berwisata ria. Pun itu hanya bagi yg kelebihan dollar. Tapi karena ini lembaga tempat orang-orang dididik dan dilatih, maka medannya sengaja dipilih yang terjal, biar nanti tidak ciut saat ketemu masalah. Kalau kata senior kami, "Kalian dilatih di tengah badai agar tidak flu ketika berjalan di bawah gerimis". Benar adanya. Bagi siapapun yang pernah berproses di dalam lembaga ini, pasti tau itu. Sederhana, tanyakan ke beberapa orang, ujian skripsi dan ujian pengambilan nomor registrasi, lebih sulit mana. Kalau dari saya sendiri, Saya diminta menulis proposal skripsi 2 kali sebelum bisa meneliti, tapi bahkan masih lebih sulit prosesi pengambilan Nomor Registrasi Anggota di SINTALARAS UNM. Berlebihan bukan?

Mungkin ada yang bertanya "Kenapa".  Kenapa harus sesulit itu? Memangnya pekerjaan apa yang akan dijalani sampai harus dilatih sedimikian ketat? Bukankah kalau sekadar mendaki, latihan-latihan kecil saja sudah bisa langsung jalan? Pertanyaan ini boleh jadi terbersit di kepala orang-orang yang bukan bagian dari Keluarga besar yang dinamakan MAPALA. Bahkan boleh jadi dari anggota MAPALA itu sendiri. Sebuah pertanyaan yang pada akhirnya akan terjawab setelah mereka menjalani proses di dalamnya. Atau bahkan pertanyaan itu tak kunjung mendapat jawaban hingga sekarang.

Sebagai bagian dari keluarga yang dibahas tadi, Saya ingin memberikan satu perspektif yang semoga secara tidak langsung dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi. Pandangan saya ini tentu tidak mewakili siapapun. Tapi pasti, apa yang saya tuliskan dipengaruhi oleh referensi yang ada di repository kepala saya sebagai orang yang jadi bagian di dalamnya.

Saya ingin berangkat dari dua aspek yang menjadi sentral aktivitas dunia MAPALA, khususnya SINTALARAS UNM - karena lagi-lagi saya tidak ingin menggeneralisir objek yg dibicarakan. Aspek yang saya maksud tersebut adalah kepencintaalaman dan Lingkungan Hidup.

Pada aktivitas kepencintaalaman, semisal pendakian gunung, panjat tebing, susur gua, arung jeram ataupun kegiatan kebaharian, terdapat banyak kaidah yang semestinya dipatuhi oleh pegiat. Kaidah itu bisa berasal dari ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama, baik ketentuan tersebut menjadi sebuah pranata tertulis ataupun sekadar menjadi aturan tidak tertulis tapi melahirkan komitmen yang tidak kalah kuatnya. Kaidah itu bisa juga bersumber langsung dari karakteristik alam itu sendiri yang memang semestinya diperlakukan - istimewa - sebagaimana mestinya . Dengan hadirnya kaidah tersebut, maka lahir pula "sikap pantas" yang mesti dimiliki oleh pegiat aktivitas tersebut. Kepatuhan kepada kaidah atau "sikap pantas" ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEARIFAN LOKAL BUDAYA KAJANG AMMATOA KAB. BULUKUMBA

A. BENTANG BUDAYA 1. Jenis - Jenis dan Sejarah Kebudayaan (Adat Istiadat) Komunitas adat Ammatoa memiliki hirarki structural dalam mengatur tata kelola acara adat maupun system pemerintahan. Komunitas adat percaya bahwa Ammatoa merupakan wakil dari Bohe Amma atau Tu’re’a’ra’na (Yang Satu atau Tuhan) di dunia. Manusia pertama dalam adat Ammatoa juga diyakini berasal dari Tana Toa. Konon kabarnya, sewaktu beliau masih hidup selalu dilindungi oleh awan apabila berjalan di bawah terik matahari dan beliau selalu terlihat awet muda. Sedangkan sewaktu sepeninggalnya, beliau tidak dikuburkan karena beliau lenyap. Ammatoa pengatur dan penentu kebijakan adat maupun pemerintahan, sebab mereka percaya bahwa Tana Toa adalah tanah tertua yang menjadi awal dari keberadaan dunia. Mitos kajang menyebutkan bahwa awalnya di dunia ini hanya ada satu daratan yang mereka namakan Tombolo. Tanah ini kemudian mengefeki munculnya daratan lain yang membentuk dunia. (*Aswan, S.Pd). Masyarakat adat Ammatoa juga m

PROFIL UKM SINTALARAS UNM

Hidup Selaras, Manusia dan Alam source : Harian Fajar, 20 November 2011 Nama Sintalaras punya filosofi sendiri. Nama itu singkatan dari Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup Selaras dari Universitas Negeri Makassar (UNM). Para perintis terinspirasi dari

MERAMU WARNA KEPENGURUSAN, RAPAT KERJA KE-34 USUNG "GREEN ECO-CREATION"

  Makassar, 26 November 2022. Rapat Kerja ke-34 Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup Selaras (Sintalaras) UNM yang mengusung tema "Optimalisasi Kepengurusan Loyalitas Berlembaga" sukses dilaksanakan dengan beberapa rancangan program kerja.  Kegiatan ini di hadiri oleh beberapa senior dan alumni, salah satunya Abdul Haris, A.Md yang akrab di sapa "Risto" selaku dewan pembina menjelaskan bahwa, kegiatan rapat kerja kali ini sedikit berbeda dengan beberapa rapat kerja tahun sebelumnya. Pengurus tahun ini telah melaksanakan beberapa kegiatan berskala kecil menyambut rapat kerja, seperti pelatihan menulis berita, audiensi dengan beberapa lembaga kemahasiswaan menyambut hari pohon, dan lain-lain.  Berlokasi di Tanjung Bayang di Pondok Raihan 1, bersama angin kencang, suara deru ombak, dan hujan yang sesekali menghiasi suasana rapat kerja ini tidak menjadi penghalang. Perencanaan program kerja pada setiap biro sendiri tetap mengacu terhadap garis besar haluan kerja, yang d