Hidup Selaras, Manusia dan Alam
source : Harian Fajar, 20 November 2011
Nama Sintalaras punya filosofi sendiri. Nama itu singkatan dari Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup Selaras dari Universitas Negeri Makassar (UNM). Para perintis terinspirasi dari
tokoh pewayangan Sinta dan Larasati. Sinta yang selalu menjaga kesucian dan Larasati yang mampu bertahan di segala kondisi.
Dengan gabungan dua tokoh tersebut, UKM STL pun diharapkan bisa melahirkan kader yang punya komitmen tinggi serta menjadi survival sejati disegala kondisi dan tentunya selaras dengan kehidupan alam.
Tepatnya tanggal 20 Desember 1984, SINTALARAS dikukuhkan sebagai UKM di UNM. 12 perintis yang sama-sama membangun UKM masih aktif membina sampai sekarang. Salah satunya Drs. M. Nur Zakaria Leo, yang juga Dewan Pembina UKM SINTALARAS. Zakaria Leo yang ditemui bersama pengurus, 18 November lalu menjelaskan sedikit tentang berdirinya SINTALARAS.
Leo mengatakan setelah resmi dikukuhkan, SINTALARAS mantap berkembang dengan idealismenya sebagai wadah mahasiswa pencinta lingkungan hidup yang dinaungi UNM. Tak hanya itu, sesuai displin ilmu pendidikan, segenap anggota fokus kepada kepedulian terhadap sosial masyarakat dan lingkungan hidup.
Sekarang UKM ini sudah memiliki struktur pengurus sendiri. Selain itu peningkatan dari segi kuantitas juga sangat pesat. Kalau dulunya mahasiswa yang berminat hanya sekitar 20-30 orang, sekarang sudah mencapai ratusan. Namun tahap yang harus ditempuh untuk bisa menjadi anggota juga menjadi standarisasi lembaga ini.
Menurut Ketua Umum SINTALARAS periode 2010-2011, Adri Hamjan, tahap pertama adalah menjadi anggota muda. Sebuah proses yang cukup sulit karena mereka banyak proses yang harus dilalui. Mulai dari pendaftaran, tes (fisik, tertulis, wawancara) serta rangkaian kegiatan outdoor sampai bisa mencapai level peserta diksar. Setelah itu, pada prosesi pengukuhan dengan "adat-adat SINTALARAS" gelar anggota muda bisa disandang dan ditandai dengan pemberian slayer hijau. Selanjutnya anggota muda bisa turut berpartisipasi dalam program diksar selanjutnya. Tahap selanjutnya secara resmi dikukuhkan sebagai keluarga besar SINTALARAS ditandai dengan pemberian slayer orange dan PDH SINTALARAS.
Selain itu, UKM ini memiliki 5 biro, masing-masing biro Kaderisasi dan Keanggotaan, Biro Pendidikan dan Advokasi Lingkungan Hidup, Biro Pengkajian dan Penerapan Medan, Biro Logistik dan Biro Humas.
Prestasi juga selalu menyertai SINTALARAS seiring perkembangannya. SINTALARAS yang menjadi satu-satunya mapala yang mewakili LSM Indonesia untuk mengikuti pelatihan hutan Kemasyarakatan di Nepal, India tahun 1999. Predikat Kelompok Pencinta Alam Terbaik di Indonesia lewat penghargaan yang diberikan Presiden RI di Palembang tahun 2000 dan tentunya masih banyak lagi.
"Kami tak menargetkan untuk harus menaklukkan banyak gunung, lautan atau alam lainnya. Jika diperlukan, tentu jadi kewajiban, namun pada intinya kami lebih pada sisi pendidikan, kepedulian terhadap masyarakat, utamanya lingkungan hidup," aku ketum. (m4/nin)
Komentar
Posting Komentar