Rebo STL Sudah banyak cara, kebijakan, pendekatan, bahkan undang - undang dan peraturan yang intinya untuk perbaikan dan pelestarian lingkungan, namun tampaknya laju pengrusakan lingkungan hidup justru lebih cepat daripada hasil usaha perbaikannya.
Mari kita tinjau dua contoh kecil yang kebanyakan orang tidak menyadari bahwa tindakan ini sangat besar dampaknya terhadap lingkungan hidup. Di beberapa tempat umum (sekolah, kampus, kantor, jalan raya, stasiun, lapangan dan dimana - mana), masih banyak saja masyarakat yang membuang sampah bukan pada tempatnya.
Mereka belum mempunyai kesadaran penuh tentang arti pentingnya menjaga lingkungan, misalnya saja dengan tidak membuang sampah pada tempatnya, meskipun tempat sampah telah disediakan dengan alasan “tempat sampahnya jauh, padahal hanya beberapa meter saja mereka membuang sampah dari jarak tempat sampah yang telah disediakan”.
Sebagai manusia yang sadar lingkungan, ada atau tidak adanya tempat sampah yang disediakan, praktisnya sih, seminimal mungkin disediakan kantong plastik khusus sampah di tas kita atau diselipkan di kantong yang ada di tas kita (minimal sampah/limbah plastik dari konsumsi sendiri). Dengan perbuatan sekecil itu saja, dapat memberikan dampak yang sangat besar terhadap lingkungan. Bayangkan dan bertindak bagaimana jika seandainya lingkungan kita bersih? Ya, setidaknya mengurangi dampak dari kerusakan lingkungan.
Di jalan raya, perilaku mengemudi yang buruk juga berdampak buruk terhadap lingkungan, salah - satunya yaitu mengurangi pencemaran udara. Perilaku mengemudi yang baik juga dapat menghemat BBM yang merupakan sumber daya alam. “Memang harus jadi pengemudi yang baik! Lagi marak nih, DEMO ANTI KENAIKAN BBM!”
....@Red XXII...
A. BENTANG BUDAYA 1. Jenis - Jenis dan Sejarah Kebudayaan (Adat Istiadat) Komunitas adat Ammatoa memiliki hirarki structural dalam mengatur tata kelola acara adat maupun system pemerintahan. Komunitas adat percaya bahwa Ammatoa merupakan wakil dari Bohe Amma atau Tu’re’a’ra’na (Yang Satu atau Tuhan) di dunia. Manusia pertama dalam adat Ammatoa juga diyakini berasal dari Tana Toa. Konon kabarnya, sewaktu beliau masih hidup selalu dilindungi oleh awan apabila berjalan di bawah terik matahari dan beliau selalu terlihat awet muda. Sedangkan sewaktu sepeninggalnya, beliau tidak dikuburkan karena beliau lenyap. Ammatoa pengatur dan penentu kebijakan adat maupun pemerintahan, sebab mereka percaya bahwa Tana Toa adalah tanah tertua yang menjadi awal dari keberadaan dunia. Mitos kajang menyebutkan bahwa awalnya di dunia ini hanya ada satu daratan yang mereka namakan Tombolo. Tanah ini kemudian mengefeki munculnya daratan lain yang membentuk dunia. (*Aswan, S.Pd). Masyarakat adat Ammatoa juga m
Komentar
Posting Komentar