Langsung ke konten utama

RENUNGAN UNTUK SANG PENCINTA

Oleh : Hallaf Hanafi Prasad

Kutapaki jejak-jejak berlumut kabut
Terbungkuk-bungkuk dibawah ransel
Diatas lutut-lutut gemetaran…!!!
Dalam hembusan nafas penuh keringat
Kumeniti punggung-punggung bumi
Kumelata pada
dinding-dinding ngarai
Bergelantungan pada akar-akar tetumbuhan
Berselimut pada awan bermandi hujan…

Kalau malam ini kunyalakan api unggun,
Biarlah kubakar kebekuan cintaku
Kuhangatkan dengan dendam rinduku
Dalam dekapan alam yang berbisik..

Kau dengar…..kau dengar….
Dekatlah kemari,,,,kemarilah…
Biar kurangkul kehalusan maknawi
Biar kau kuteguk secawan air mata bening..
Disini berpadu tetesan-tetesan darah kesucian

Apakah juga kau nikamati getaran-getaran kehalusan dari makna sebuah kehadiran?

Apakah kau juga peka pada elusan-elusan tangan-tangan para pencinta??
Ooooooooooh SINTA !

Akulah RAMA !!
Tetaplah pada kebeningan hati
Lalu katubkan kedua kelopak matamu dalam hembusan nikmat pagi hari
Biar sang surya jadi saksi dan penghulu..
Biar kulingkarkan cincin mandala pada tubuhmu..
Biar para angkara murka tak mampu lagi menjamah keasrian tubuhmu..
Agar deru mesin teknologi tak mampu lagi mengotori kelestarian diwajahmu..

Kalau malam ini kutundukkan wajahku…
Pada tanah asal kejadianku
Pada air sumber kehidupanku..
Biar dari sana hatiku mendengar
Tentang riwayat setetes air
Sebelum ia lepas dari sulbi ayah-ayah mereka…!!
Sang Rob bertanya : ALASTU BIRABBIKUM ?
Iapun menjawab : (KAALU BALAA) SYAHIDNA YA ALLAH !
Dari setetes air lalu kujadikan segumpal darah
Lalu segumpal daging, lalu disempurnakan kejadiannya.
Ditiupkan ruh-Nya…

Kalau malam ini kurundukkan wajah akalku,
Pada tanah yang menyusun tubuhku,
Pada air yang mengalir disekujurnya,
Pada gas yang mengantar gas energinya,
Pada api yang hangat dalam tegaknya.
Kalau pada malam ini, kemudian kutengadahkan wajahku,
Kutengadahkan telapak kalbuku,
Kutatap langit kutatap bintang-bintang..
Pada samudra yang menyimpan hakekat-hakekat,
Biarlah bisikan kalbu ini menggelegar di alam semesta,
Diantar oleh derunya ombak, derunya badai
Lalu terukir pada tebing-tebing batu.

Jawablah kalau aku Tanya…!!!
Apa beda ketika aku dalam dekapan rahim ibuku,
Dengan kini aku dalam dekapan rahim alam lingkunganku ???
Jawablah wahai nuraniku yang tak pernah bohong..
Sejujur kebeningan embun pagi yang tak pernah marah…!!!

Oooooohh SINTA…

Akulah RAMA..!!
Kau dan aku adalah satu..
Satu dalam makna kehadiran,
Satu dalam makna penapilan,
Karena kau dan aku adalah satu bukti keberadaan SANG PENCIPTA
TERLAHIR DARI HAKEKAT AR-RAHMAN AR-RAHIM.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEARIFAN LOKAL BUDAYA KAJANG AMMATOA KAB. BULUKUMBA

A. BENTANG BUDAYA 1. Jenis - Jenis dan Sejarah Kebudayaan (Adat Istiadat) Komunitas adat Ammatoa memiliki hirarki structural dalam mengatur tata kelola acara adat maupun system pemerintahan. Komunitas adat percaya bahwa Ammatoa merupakan wakil dari Bohe Amma atau Tu’re’a’ra’na (Yang Satu atau Tuhan) di dunia. Manusia pertama dalam adat Ammatoa juga diyakini berasal dari Tana Toa. Konon kabarnya, sewaktu beliau masih hidup selalu dilindungi oleh awan apabila berjalan di bawah terik matahari dan beliau selalu terlihat awet muda. Sedangkan sewaktu sepeninggalnya, beliau tidak dikuburkan karena beliau lenyap. Ammatoa pengatur dan penentu kebijakan adat maupun pemerintahan, sebab mereka percaya bahwa Tana Toa adalah tanah tertua yang menjadi awal dari keberadaan dunia. Mitos kajang menyebutkan bahwa awalnya di dunia ini hanya ada satu daratan yang mereka namakan Tombolo. Tanah ini kemudian mengefeki munculnya daratan lain yang membentuk dunia. (*Aswan, S.Pd). Masyarakat adat Ammatoa juga m

PROFIL UKM SINTALARAS UNM

Hidup Selaras, Manusia dan Alam source : Harian Fajar, 20 November 2011 Nama Sintalaras punya filosofi sendiri. Nama itu singkatan dari Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup Selaras dari Universitas Negeri Makassar (UNM). Para perintis terinspirasi dari

39 TAHUN SINTALARAS UNM : SELARAS BERSAMA, ABADI SELAMANYA

  Makassar, 20 Desember 2023. Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup Selaras (SINTALARAS) Universitas Negeri Makassar (UNM) gelar serangkaian kegiatan demi memperingati hari lahir yang ke-39 Tahun. Kemeriahan yang mewarnai hari lahir ini, mulai dari kegiatan lomba mural, pameran, live music, stand up comedy, panggung ekspressi, pemutaran video, pemotongan tumpeng, hingga sharring session bersama para anggota Sintalaras UNM.  Tema kegiatan Hari Lahir Sintalaras UNM ke-39 tahun ini adalah “Selaras Bersama, Abadi Selamanya” tema yang lahir dari hasil diskusi panjang dari Team Work sebagai harapan yang memegang semangat juang dan sinergitas anggota Sintalaras dalam mewujudkannya. Berlangsung sejak pukul 15.45 WITA, di Pelataran Phinisi Universitas Negeri Makassar, di mulai dengan kegiatan lomba mural, yang di ikuti oleh 10 tim peserta umum, di sambut ramai dan antusias oleh masyarakat kampus.  Lomba mural sendiri mengedepankan bagaimana upaya penyampaian gagasan setiap peserta dengan konsep