Langsung ke konten utama

Mountain Sickness & Hipotermia

Melakukan kegiatan pendakian gunung adalah suatu hal yang sangat mengasyikan bagi sebagian besar orang, terutama bagi mereka yang gemar akan kegiatan-kegiatan yang berbau petualangan atau mereka yang menyukai suasana alam dan berada pada ketinggian tertentu.

Tetapi hanya sedikit dari mereka yang sadar bahwa gunung dan puncaknya, selain menyuguhkan berbagai keindahan alam, ternyata
juga bisa memberikan kematian yang tidak dapat kita duga sebelumnya. Hal ini disebabkan karena banyak diantara para pendaki tidak mempersiapkan kondisi tubuh, perlengkapan dan perbekalan mereka dengan baik. Dampaknya banyak diantara mereka yang terkena mountain sickness atau hypotermia. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai gejala dan pertolongannya apabila kita atau rekan kita mengalami kedua hal tersebut.

MOUNTAIN SICKNESS (PENYAKIT KETINGGIAN)

Secara garis besar mountain sickness terbagi menjadi dua :

1.Penyakit ketinggian mendadak / acute mountain sickness
Gejalanya :
a.Diawali dengan kepala pening secara tiba-tiba sehingga konsentrasi berkurang.
b.Merasa sangat letih dan mengantuk
c.Merasa mual hingga muntah
d.Wajah pucat dengan nafas yang terasa sesak.

Pertolonggannya :
a.Beristirahatlah selama 24 s/d 48 jam.
b.Dapat juga diberikan obat sakit kepala.
c.Jika tidak ada perubahan, sebaiknya korban dibawa turun ke tempat yang lebih rendah hingga 500 meteran.

2.Penyakit ketinggian mendadak yang disertai kelainan paru / edema paru

Penyakit ini merupakan kelanjutan dari keadaan di atas, biasanya terjadi setelah ketinggian 3.000 mdpl. Penyakit ini muncul setelah 6 s/d 36 jam berada di tempat tersebut.
Gejalanya :
a.Sesak nafas pada saat beristirahat.
b.Dada terasa tertekan.
c.Batuk tidak berdahak dan bisa juga mengeluarkan darah
d.Denyut nadi bertambah cepat.
e.Wajah pucat, bibir membiru kemudian pingsan.

Pertolongannya :
a.Istirahatkankorban dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki.
b.Kadang korban harus diberikan oksigen.
c.Segera bawa korban turun kembali.

HYPOTERMIA (KEHILANGAN PANAS TUBUH)
Gejalanya :
a.Merasa lelah, tidak dapat berkonsentrasi dan mudah marah.
b.Sering tersandung saat berjalan dan kadang bicara mengigau.
c.Merasa ngantuk, badan menggigil karena dingin yang tidak tertahankan.
d.Pingsan, tidak memiliki reflek tubuh / keadaan orang seperti meninggal tetapi masih bernafas.

Pertolongannya :
a.Berikan minuman hangat dan manis kepada korban.
b.Usahakan agar tetap sadar,jangan biarkan korban tertidur.
c.Jika pakaian yang dikenakan korban basah, segera gganti dengan yang kering dan hangat.
d.Masukkan korban ke dalam kantong tidur (sleeping bag) dan letakkan botol berisi air hangat untuk membantu memanaskan kantong tidur.
e.Jika kantong tidur memungkinkan untuk dua orang, sebaiknya berikan kontak langsung antar kulit si korban dengan rekannya yang sehat.
f.Setelah sadar, berikan korban makanan yang manis karena hidrat arang cepat menghasilkan panas.

Kedua hal tersebut di atas sebenarnya dapat dihindari apabila sebelummelakukan pendakian, kita mempersiapkan terlebih dahulu kondisitubuh, perlengkapan dan perbekalan yang baik, sehingga perjalanan kita tidak terganggu dengan mountain sickness danhypotermia. Hanya memakai selembar kaos atau sehelai kemeja di gunung, bukan suatu hal yang patut dibanggakan, tetapi itu adalah kebodohan.

(Berbagai Sumber/Mountain-sickness-dan-hypotermiaTony_Carmantle)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEARIFAN LOKAL BUDAYA KAJANG AMMATOA KAB. BULUKUMBA

A. BENTANG BUDAYA 1. Jenis - Jenis dan Sejarah Kebudayaan (Adat Istiadat) Komunitas adat Ammatoa memiliki hirarki structural dalam mengatur tata kelola acara adat maupun system pemerintahan. Komunitas adat percaya bahwa Ammatoa merupakan wakil dari Bohe Amma atau Tu’re’a’ra’na (Yang Satu atau Tuhan) di dunia. Manusia pertama dalam adat Ammatoa juga diyakini berasal dari Tana Toa. Konon kabarnya, sewaktu beliau masih hidup selalu dilindungi oleh awan apabila berjalan di bawah terik matahari dan beliau selalu terlihat awet muda. Sedangkan sewaktu sepeninggalnya, beliau tidak dikuburkan karena beliau lenyap. Ammatoa pengatur dan penentu kebijakan adat maupun pemerintahan, sebab mereka percaya bahwa Tana Toa adalah tanah tertua yang menjadi awal dari keberadaan dunia. Mitos kajang menyebutkan bahwa awalnya di dunia ini hanya ada satu daratan yang mereka namakan Tombolo. Tanah ini kemudian mengefeki munculnya daratan lain yang membentuk dunia. (*Aswan, S.Pd). Masyarakat adat Ammatoa juga m

PROFIL UKM SINTALARAS UNM

Hidup Selaras, Manusia dan Alam source : Harian Fajar, 20 November 2011 Nama Sintalaras punya filosofi sendiri. Nama itu singkatan dari Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup Selaras dari Universitas Negeri Makassar (UNM). Para perintis terinspirasi dari

MERAMU WARNA KEPENGURUSAN, RAPAT KERJA KE-34 USUNG "GREEN ECO-CREATION"

  Makassar, 26 November 2022. Rapat Kerja ke-34 Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup Selaras (Sintalaras) UNM yang mengusung tema "Optimalisasi Kepengurusan Loyalitas Berlembaga" sukses dilaksanakan dengan beberapa rancangan program kerja.  Kegiatan ini di hadiri oleh beberapa senior dan alumni, salah satunya Abdul Haris, A.Md yang akrab di sapa "Risto" selaku dewan pembina menjelaskan bahwa, kegiatan rapat kerja kali ini sedikit berbeda dengan beberapa rapat kerja tahun sebelumnya. Pengurus tahun ini telah melaksanakan beberapa kegiatan berskala kecil menyambut rapat kerja, seperti pelatihan menulis berita, audiensi dengan beberapa lembaga kemahasiswaan menyambut hari pohon, dan lain-lain.  Berlokasi di Tanjung Bayang di Pondok Raihan 1, bersama angin kencang, suara deru ombak, dan hujan yang sesekali menghiasi suasana rapat kerja ini tidak menjadi penghalang. Perencanaan program kerja pada setiap biro sendiri tetap mengacu terhadap garis besar haluan kerja, yang d