Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2025

PERANG DUNIA KETIGA DI DEPAN MATA : MEMBACA DAMPAK EKOLOGI HINGGA NAMA KEMANUSIAAN DI ATAS SEGALANYA.

  Setelah debu mereda dan senapan bungkam di akhir 1918, Eropa tidak hanya mewarisi luka sosial dan politik, tetapi juga bentang alam yang koyak dan bisu. Padang hijau yang dahulu dihuni oleh burung-burung dan rerumpatan kini menjadi hamparan kawah berlumpur yang tak mengenal musim. Di hutan-hutan yang pernah rindang di Belgia dan Prancis, deretan pohon rebah seperti prajurit gugur tanpa nama. Tanahnya berbau logam dan kematian—terinfeksi oleh senyawa kimia yang ditanam manusia dalam semangat kemenangan. Sejarah kelam Perang Dunia pertama yang mencatatkan bahwa pada awal abad ke-20, Eropa adalah daratan yang gemetar oleh ambisi dan ilusi keagungan. Kekaisaran-kekaisaran besar—Britania, Austro-Hungaria, Jerman, dan Rusia—berlomba-lomba membentangkan pengaruhnya, tidak hanya melalui diplomasi dan ekonomi, tetapi juga dengan ekspansi militer dan penaklukan wilayah. Dunia dipandang sebagai ruang yang bisa dipetakan, diklaim, dan dieksploitasi. Dalam bingkai sejarah ini, manusia bu...

Ekologi : Melihat Kekejaman Negara Terhadap Degradasi Lahan Yang Terjadi Hari Ini

       Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan data, lebih dari 40% penduduknya bergantung pada sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama. Bentang alam Indonesia yang dilalui barisan pegunungan dan iklim tropis yang mendorong pelapukan batuan menjadikan tanahnya subur dan cocok untuk budidaya. Dengan kekayaan alam yang demikian besar, seharusnya Indonesia mampu mencukupi kebutuhan pangannya secara mandiri—tanpa ketergantungan pada impor bahan pangan dari luar negeri.      Namun, realitas yang dihadapi justru sebaliknya. Negara, melalui berbagai instrumen kekuasaan seperti undang-undang, regulasi, hingga kerja sama dengan investor asing, telah membuka celah yang sangat lebar terhadap eksploitasi sumber daya alam. Tambang, proyek infrastruktur besar, kawasan industri, hingga megaproyek seperti food estate  dan Ibu Kota Negara (IKN) menjadi bukti nyata alih fungsi lahan yang masif—mencabut petani dari akarnya, dan mengubah lahan pe...

Ekologi : Membaca Kapitalisme di Raja Ampat dalam Cengkeraman Oligarki

             Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh industri ekstraktif di Raja Ampat bukanlah sekadar tragedi ekologis, melainkan gejala dari sistem kekuasaan yang mengakar. Isu ini tidak dapat dipahami hanya sebagai konflik antara pembangunan dan konservasi, melainkan sebagai bentuk aktual dari kapitalisme global yang beroperasi melalui persekutuan antara negara dan oligarki domestik. Dalam konteks ini, ekologi menjadi medan kuasa tempat eksploitasi sumber daya dan penindasan sosial berjalan beriringan. Tulisan ini bertujuan membongkar struktur kapitalisme di balik proyek tambang nikel di Raja Ampat, serta menunjukkan bagaimana praktik tersebut merepresentasikan bentuk baru kolonialisme yang berkelindan dengan politik oligarki. Lebih jauh, tulisan ini menawarkan pembacaan alternatif melalui lensa deep ecology dan anarkisme ekologi , yang menantang paradigma dominasi terhadap alam dan masyarakat. Kapitalisme tidak hanya mengeksploitasi ten...