Sebagai bentuk refleksi hari lingkungan hidup sedunia, UKM
SINTALARAS UNM adakan kegiatan Diskusi Publik dan Aksi Menanam di Kawasan Hutan
Pinus Lembanna Malino dengan mengusung tema"Ekosistem Hutan dan Upaya
Pelestarian Lingkungan Hidup di Kaki Gunung ". Kegiatan ini tidak lain sebagai bentuk aksi nyata untuk menimalisir
terjadinya kerusakan hutan, mengenal berbagai zonasi hutan khususnya di Gunung
Bawakaraeng, dan upaya-upaya jangka panjang dalam melakukan konservasi.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini dari hari
Sabtu, 28 Juni 2025 hingga hari Minggu, 29 Juni 2025 di buka langsung oleh
Dewan Pembina Sintalaras UNM, pada sore hari pukul 16.45 WITA. Ketua Teamwork,
Riska Aulia atau yang akrab di sapa Silika menuturkan bahwa “Kegiatan ini adalah bentuk
kolaborasi dari lintas generasi dengan beberapa latar belakang organisasi yang
berbeda-beda. Tak lain sebagai bagian dari upaya sosialisasi yang menyeluruh agar
nilai-nilai edukasi dari kegiatan ini dapat sampai ke masyarakat umum.”
Diskusi Publik yang berlangsung pada malam hari, melibatkan
pembicara seperti Achmad Yusran, S.Pd. yang merupakan kader anggota Sintalaras
UNM, Slamet Riadi dari Walhi Sulsel dan anggota BKSDA Wilayah IV Sulsel hingga tokoh
masyarakat yang banyak terlibat secara administrasi maupun teknis pada
pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup di Kawasan kamping Hutan Pinus
Lembanna.
Beberapa pertanyaan kritis di lontarkan oleh peserta, dengan
menggambarkan kondisi yang ada, tawaran-tawaran atau bentuk aksi nyata yang konkrit
sehingga dapat menjadi alternatif gerakan dalam upaya penyadaran bagi para
pelaku pencemaran lingkungan. Dan hal itu menurut salah satu peserta forum
diskusi yaitu Putri Ayu Ramadhani “Olivin” karena minimnya literasi dan
eksklusifitas yang terjadi oleh lini-lini yang seharusnya terlibat aktif
menjembatani pemahaman ekologi kepada masyarakat umum. Di lain sisi, pihak
BKSDA menuturkan sebaliknya, bahwa edukasi kecil-kecilan sebenarnya telah
berlangsung sejak dahulu, akan tetapi masih tidak menuai hasil positif yang
bertahan cukup lama.
Di hari berikutnya, setelah melakukan pembagian tim untuk
melakukan penanaman di beberapa titik dari pos 1 sampai pos 3 Gunung Bawakaraeng.
Teamwork dan peserta berhasil melakukan penanaman kurang lebih 300 bibit.
200 bibit kayu putih dan 100 bibit pucuk merah dalam waktu yang singkat.
Kegiatan ini bekerja sama dengan Mapala Se-Sulsel (Pusat Kordinasi Daerah ),
UKM Se-UNM, pihak dari Walhi Nasional & Sulsel, Nusantara Fund Forum
Komunikasi Hijau, dan masyarakat umum juga melakukan aksi bersih di sekitaran jalur
pendakian Gunung Bawakaraeng yang berikutnya Bersama Berdaur.id belajar memilah
sampah untuk di olah kembali.
Muhammad Yusril (Paralax ) sebagai Ketua Dewan Eksekutif
Sintalaras UNM mengatakan bahwa, “Kegiatan ini sebagai upaya kami, bagaimana
melakukan pelestarian lingkungan untuk terus menjaga apa yang leluhur telah
titipkan dan setidaknya mengurangi kerusakan, karena perubahan besar bisa
terjadi lewat aksi kecil yang konsisten”. Tak lupa Paralax mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua elemen yang ikut serta tergabung
menyukseskan kegiatan ini.
Akbar (Parsek XXXV)
Biro HUMAS 2024-2025
Komentar
Posting Komentar