Langsung ke konten utama

MERAMU WARNA KEPENGURUSAN, RAPAT KERJA KE-34 USUNG "GREEN ECO-CREATION"


 


Makassar, 26 November 2022. Rapat Kerja ke-34 Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup Selaras (Sintalaras) UNM yang mengusung tema "Optimalisasi Kepengurusan Loyalitas Berlembaga" sukses dilaksanakan dengan beberapa rancangan program kerja. 

Kegiatan ini di hadiri oleh beberapa senior dan alumni, salah satunya Abdul Haris, A.Md yang akrab di sapa "Risto" selaku dewan pembina menjelaskan bahwa, kegiatan rapat kerja kali ini sedikit berbeda dengan beberapa rapat kerja tahun sebelumnya. Pengurus tahun ini telah melaksanakan beberapa kegiatan berskala kecil menyambut rapat kerja, seperti pelatihan menulis berita, audiensi dengan beberapa lembaga kemahasiswaan menyambut hari pohon, dan lain-lain. 

Berlokasi di Tanjung Bayang di Pondok Raihan 1, bersama angin kencang, suara deru ombak, dan hujan yang sesekali menghiasi suasana rapat kerja ini tidak menjadi penghalang. Perencanaan program kerja pada setiap biro sendiri tetap mengacu terhadap garis besar haluan kerja, yang di harapkan dapat menjadi karya dan inovasi kepengurusan dalam menjaga eksistensi lembaga. Seperti salah satu perencanaan dari Biro PALH (Pendidikan Advokasi Lingkungan Hidup) yang telah di sepakati bahwa kedepannya akan melaksanakan kegiatan "Green Eco-Creation" dalam merespon hari hari besar peringatan lingkungan hidup. 

Selama dua hari satu malam, beberapa masukan dan saran serta diskusi menjadi hangat ketika diselingi beberapa topik candaan di saat istirahat atau makan bersama menjadi ciri khas kekeluargaan yang emosional. Ketua DES (Dewan Eksekutif Sintalaras), Muh. Nur Adzan juga menerangkan bahwa visi dan misi lembaga dapat terwujud jika terpenuhinya oleh kualitas Sumber Daya Manusia dalam mengaktualisasikan program kerja. Sebagaimana program kerja kedepan tetap menjadi ajang silaturahmi dan kolaboratif bagi setiap anggota Sintalaras sendiri. 



Penulis, 
Biro Humas Sintalaras UNM 
Periode 2023-2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEARIFAN LOKAL BUDAYA KAJANG AMMATOA KAB. BULUKUMBA

A. BENTANG BUDAYA 1. Jenis - Jenis dan Sejarah Kebudayaan (Adat Istiadat) Komunitas adat Ammatoa memiliki hirarki structural dalam mengatur tata kelola acara adat maupun system pemerintahan. Komunitas adat percaya bahwa Ammatoa merupakan wakil dari Bohe Amma atau Tu’re’a’ra’na (Yang Satu atau Tuhan) di dunia. Manusia pertama dalam adat Ammatoa juga diyakini berasal dari Tana Toa. Konon kabarnya, sewaktu beliau masih hidup selalu dilindungi oleh awan apabila berjalan di bawah terik matahari dan beliau selalu terlihat awet muda. Sedangkan sewaktu sepeninggalnya, beliau tidak dikuburkan karena beliau lenyap. Ammatoa pengatur dan penentu kebijakan adat maupun pemerintahan, sebab mereka percaya bahwa Tana Toa adalah tanah tertua yang menjadi awal dari keberadaan dunia. Mitos kajang menyebutkan bahwa awalnya di dunia ini hanya ada satu daratan yang mereka namakan Tombolo. Tanah ini kemudian mengefeki munculnya daratan lain yang membentuk dunia. (*Aswan, S.Pd). Masyarakat adat Ammatoa juga m

PROFIL UKM SINTALARAS UNM

Hidup Selaras, Manusia dan Alam source : Harian Fajar, 20 November 2011 Nama Sintalaras punya filosofi sendiri. Nama itu singkatan dari Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup Selaras dari Universitas Negeri Makassar (UNM). Para perintis terinspirasi dari