Langsung ke konten utama

Perayaan Hari Lahir Ke-37 SINTALARAS UNM


 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam lestari!!!


Hallo Genk!


Tak terasa lembaga kami tercinta, yang didirikan oleh 12 pendiri, pada tanggal 20, Desember 1984 dan diberi nama SINTALARAS IKIP/UNM kini telah berusia 37 tahun.

Bukan umur yang lagi muda untuk sebuah organisasi, tetapi semangat tiap individu yang mengemban amanah dan berproses didalamnya tetap abadi, hari ini, esok dan seterusnya.


Semangat di jiwa yang tak lagi muda, merupakan kesan pertama yang dilihat oleh Ahmad Fiqih Ghiffari atau akrab disapa Aput (bukan anak pungut) hehe...

inilah hari yang kami tunggu tunggu, kalau kata senior-senior 20 Desember itu adalah hari lebaran kita.


Tujuan kami merayakan hari lahir yang ke 37 ini tak lain dan tak bukan ialah untuk merajut kembali tali silaturahmi antar anggota yang pernah dan tetap berproses di SINTALARAS UNM, malam itu begitu meriah dihiasi lampu dan karya seni instalasi berbentuk naga dan bolanya (dari animasi Dragon Ball) yang dibuat oleh para  SATGAS HARLAH

sebagai bentuk kreativitas anggota yang tentunya serba bisa, bukan waktu yang singkat namun malam itu terasa begitu cepat.


Hari lahir SINTALARAS UNM yang ke-37 ini mengusung tema "PADANYA KEIHKLASAN TERTANAM CINTA DAN KESETIAAN, PADANYA PULA AIR MATA DARAH BERSIMBAH KEHARMONISAN", kalimat ini secara garis besar mengangkat hal-hal yang pernah di alami para anggota selama berproses di SINTALARAS UNM, keikhlasan yang ditanamkan pada kami sejak DIKSAR, menyadarkan kami betapa tidak mudah menjalankan roda organisasi, butuh tenaga ekstra, pengorbanan-pengorbanan, bahkan air mata untuk memikul itu semua, namun hal tersebut tidak menjadi alasan untuk menyudahi demi menemukan jalan menuju hidup yang saling berkeharmonisan.


Semoga apa yang saya tuangkan dalam tulisan ini dapat menjadi sedikit refleksi bagi teman-teman pembaca

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekologi : Membaca Kapitalisme di Raja Ampat dalam Cengkeraman Oligarki

             Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh industri ekstraktif di Raja Ampat bukanlah sekadar tragedi ekologis, melainkan gejala dari sistem kekuasaan yang mengakar. Isu ini tidak dapat dipahami hanya sebagai konflik antara pembangunan dan konservasi, melainkan sebagai bentuk aktual dari kapitalisme global yang beroperasi melalui persekutuan antara negara dan oligarki domestik. Dalam konteks ini, ekologi menjadi medan kuasa tempat eksploitasi sumber daya dan penindasan sosial berjalan beriringan. Tulisan ini bertujuan membongkar struktur kapitalisme di balik proyek tambang nikel di Raja Ampat, serta menunjukkan bagaimana praktik tersebut merepresentasikan bentuk baru kolonialisme yang berkelindan dengan politik oligarki. Lebih jauh, tulisan ini menawarkan pembacaan alternatif melalui lensa deep ecology dan anarkisme ekologi , yang menantang paradigma dominasi terhadap alam dan masyarakat. Kapitalisme tidak hanya mengeksploitasi ten...

DIKSAR 37 : AMOR FATI DALAM SEBUAH REFLEKSI

"Amor fati: Biarlah itu menjadi cintaku mulai sekarang! Aku tidak ingin berperang melawan apa yang buruk. Aku tidak ingin menuduh; bahkan mereka yang suka menuduh pun tidak akan kutuduh. Menutup mata akan menjadi satu-satunya penolakanku. Dan secara keseluruhan: suatu hari nanti aku ingin menjadi seseorang yang hanya berkata 'ya' terhadap hidup." — Friedrich Nietzsche, The Gay Science      Di tengah pemuda lainnya yang lebih memilih menghabiskan waktu untuk kuliah atau mencari hiburan di mal, warung-warung kopi, dan tempat semacamnya, mereka justru lebih memilih pergi ke alam terbuka yang jauh dari kata nyaman dan mapan. Tak heran jika kemudian ada sebagian orang yang mengidentikkan anak Mapala dengan individu-individu anti kemapanan atau mahasiswa yang dikenal “paling lama” lulus.      Pada awal mula perkembangan kegiatan kepencintaalaman, fokusnya lebih pada kegiatan konservasi, advokasi, dan pendidikan melalui penjelajahan hutan dan gunung. Kegiatan sepe...

Surat Kepada Gie

SURAT KEPADA GIE Apa kabarmu, Gie ? Lama sudah tak ku dengar tentangmu. Tentang cerita-cerita gerakan revolusioner mu yang militan atau sabda sabdamu yang agungkan oleh mahasiswa. Kau sekarang menjadi legenda, Gie. Kisah hidupmu semasa mahasiswa di filmkan. Wajahmu di cetak menjadi ikon gerakan mahasiswa, nama mu menjadi narasi eksistensi kaum akademisi sayap kiri. Dan karya-karya puisimu di sukai banyak mahasiswi. Kau hebat, Gie. Apakah kau mengenal saya ? Pertama kali kau menyapaku dalam bukumu, yang mereka beri judul catatan seorang demonstran. Awalnya, ku kira kau sebagai pedagang Cina yang masuk kuliah di UI, namun mengapa kau tertarik belajar sejarah & sastra. Gie ? Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan Gie, mulai dari alasan kematianmu juga rahasia besar tentang kudeta yang belum sempat kau kabarkan kepada kami, sebelum cinta mengambil nyawa dari jasadmu Gie. Katanya, kau tidak suka Sukarno yang glamor dengan mengawini banyak istri dalam proyeksi Nasakomn...