Langsung ke konten utama


Kekuatan Sepuluh  DIKSAR XXX SINTALARAS



Satgas dan Peserta DIKSAR XXX STL-UNM
STL- Pendidikan Dasar (Diksar) XXX Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup Selaras UNM, melahirkan 10 peserta untuk angkatan XXX Tahun 2017. Tahapan demi tahapan, guncangan demi guncangan telah dilalui oleh peserta mulai dari Indoor yang bertempat di Kampus Gunung Sari Maret silam yang membekali kita dalam tahapan selanjutnya mengenai fisik, mental maupun pengetahuan materi. Sedangkan evaluasi ataupun pendalaman materi atau Outdoor bertempat di kawasan Camba, Kab. Maros - Balocci Kab. Pangkep 13-23  April 2017

Berbagai cerita dan pengalaman didapat oleh peserta mulai dari suka maupun duka yang mengusung slogan kekuatan 10 ini, mulai dari filosofi kopi sintanya, kutu airnya, bangun paginya, senam satgasnya, pacetnya, terjalnya jalur yang dilalui dan pastinya ritual “celup-celupnya.” Seperti yang diungkapkan oleh Nuhidaya (Bidara) peserta Pendidikan Dasar XXX SINTALARAS ini, merupakan pengalaman pribadinya yang hampir semua kegiatannya yang dilakukan pada saat Pendidikan Dasar XXX merupakan kegiatan perdana buatnya sehingga menurutnya kegiatan ini adalah kegiatan yang tidak akan dilupakan seumur hidupnya, karena dalam kegiatan ini, dia dapat mengetahui jati dirinya yang sebenarnya, bisa merasakan persaudaraan kepedulian yang luar biasa dan dalam kegiatan ini pula kita dapat mengetahui sifat asli dari saudara angkatan kita.

“Pelaksanaan Outdoor selama 10 hari lamanya, yang paling berkesan dalam kegiatan DIKSAR XXX adalah saat implementasi materi survival, dimana pada saat evaluasinya kita dilepas di hutan dengan bekal 1 (satu) parafin, garam secukupnya, korek dan nesting. Dimana pada saat pelepasan di alam terbuka, di situ kita dilepas total oleh satgas, jadi kami berbuat sesuka kami, dan paling berkesan kita terlepas dari senam satgas” ujar Nurhidaya wanita asal Tanah Luwu tersebut.


Nilai positif yang didapatnya berupa kemampuan untuk bisa bekerja sama dalam sebuah tim, mengajarkan kita kedisiplinan dan pemahaman keilmuan menyoal tentang materi kepecintaalaman dan lingkungan hidup. “setelah apa yang didapat dalam keorganisasian ini mulai tahap awal sampai saat ini, saya berfikir bahwa dalam kehidupan yang ada sekarang perlu dibenahi dalam hal lingkungan hidup, dimana lingkungan hidup merupakan salah satu tempat kita semua berlangsung hidup, dengan membenahi mulai dari hal yang kecil seperti buang sampah pada tempatnya, maupun dalam hal terbesar” ucapnya.

Sementara, ketua Dewan Eksekutif Sintalaras (DES) Tahun 2017, Ihsan, mengatakan, Diksar XXX kali ini memiliki format dan standarisasi yang berbeda dari diksar sebelumnya, karena memiliki jalur yang lebih ekstrim dari yang sebelumnya, namun demikian tetap semangat dan kompak dalam melalui kegiatan ini

Ihsan atau biasa dipanggil headlamp di sekretariat SINTALARAS ini menambahkan, harapannya agar 10 peserta yang terdiri dari 8 cowok dan 2 cewek di angkatan XXX SINTALARAS di periodenya tersebut, akan menjadi kader yang handal, kompak dan mampu menjalankan amanah, nama baik SINTALARAS dan dapat menoreh prestasi-prestasi untuk SINTALARAS kedepannya.

Belum lama ini peserta DIKSAR XXX SINTALARAS baru saja dikukuhkan sebagai anggota muda dan sekarang ini sedang mengikuti prosesi tahapan pengabdian menuju perubahan status menjadi anggota penuh dan berhak mengenakan baju PDH dan slayer orange sebagai representasi warna almamater tercinta.

Berikut nama-nama kekuatan 10 Diksar XXX SINTALARAS UNM:
1.      Nurdaif (sorgum)
2.      muh. Amil (genjer)
3.      A. Maulana (pakis)
4.      Muh. Fadil Afdal (Asparagus)
5.      Nurhidaya (Bidara)
6.      Eni (Alamanda)
7.      Nur Wahyudi (Tuba)
8.      Hardiman (Pasak)
9.      M. Nur Riefki (Apricot)
10.  Suhariadi (Rubi)

Penulis : Bidara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekologi : Membaca Kapitalisme di Raja Ampat dalam Cengkeraman Oligarki

             Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh industri ekstraktif di Raja Ampat bukanlah sekadar tragedi ekologis, melainkan gejala dari sistem kekuasaan yang mengakar. Isu ini tidak dapat dipahami hanya sebagai konflik antara pembangunan dan konservasi, melainkan sebagai bentuk aktual dari kapitalisme global yang beroperasi melalui persekutuan antara negara dan oligarki domestik. Dalam konteks ini, ekologi menjadi medan kuasa tempat eksploitasi sumber daya dan penindasan sosial berjalan beriringan. Tulisan ini bertujuan membongkar struktur kapitalisme di balik proyek tambang nikel di Raja Ampat, serta menunjukkan bagaimana praktik tersebut merepresentasikan bentuk baru kolonialisme yang berkelindan dengan politik oligarki. Lebih jauh, tulisan ini menawarkan pembacaan alternatif melalui lensa deep ecology dan anarkisme ekologi , yang menantang paradigma dominasi terhadap alam dan masyarakat. Kapitalisme tidak hanya mengeksploitasi ten...

DIKSAR 37 : AMOR FATI DALAM SEBUAH REFLEKSI

"Amor fati: Biarlah itu menjadi cintaku mulai sekarang! Aku tidak ingin berperang melawan apa yang buruk. Aku tidak ingin menuduh; bahkan mereka yang suka menuduh pun tidak akan kutuduh. Menutup mata akan menjadi satu-satunya penolakanku. Dan secara keseluruhan: suatu hari nanti aku ingin menjadi seseorang yang hanya berkata 'ya' terhadap hidup." — Friedrich Nietzsche, The Gay Science      Di tengah pemuda lainnya yang lebih memilih menghabiskan waktu untuk kuliah atau mencari hiburan di mal, warung-warung kopi, dan tempat semacamnya, mereka justru lebih memilih pergi ke alam terbuka yang jauh dari kata nyaman dan mapan. Tak heran jika kemudian ada sebagian orang yang mengidentikkan anak Mapala dengan individu-individu anti kemapanan atau mahasiswa yang dikenal “paling lama” lulus.      Pada awal mula perkembangan kegiatan kepencintaalaman, fokusnya lebih pada kegiatan konservasi, advokasi, dan pendidikan melalui penjelajahan hutan dan gunung. Kegiatan sepe...

Surat Kepada Gie

SURAT KEPADA GIE Apa kabarmu, Gie ? Lama sudah tak ku dengar tentangmu. Tentang cerita-cerita gerakan revolusioner mu yang militan atau sabda sabdamu yang agungkan oleh mahasiswa. Kau sekarang menjadi legenda, Gie. Kisah hidupmu semasa mahasiswa di filmkan. Wajahmu di cetak menjadi ikon gerakan mahasiswa, nama mu menjadi narasi eksistensi kaum akademisi sayap kiri. Dan karya-karya puisimu di sukai banyak mahasiswi. Kau hebat, Gie. Apakah kau mengenal saya ? Pertama kali kau menyapaku dalam bukumu, yang mereka beri judul catatan seorang demonstran. Awalnya, ku kira kau sebagai pedagang Cina yang masuk kuliah di UI, namun mengapa kau tertarik belajar sejarah & sastra. Gie ? Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan Gie, mulai dari alasan kematianmu juga rahasia besar tentang kudeta yang belum sempat kau kabarkan kepada kami, sebelum cinta mengambil nyawa dari jasadmu Gie. Katanya, kau tidak suka Sukarno yang glamor dengan mengawini banyak istri dalam proyeksi Nasakomn...