Langsung ke konten utama

ANGGOTA SINTALARAS WAKILI INDONESIA TIMUR

HACKMANGCON (Hackathon of Mangrove Conservation) adalah program yang mendapatkan dana dari Alumni Thematic International Exchange Seminars (Alumni TIES). Alumni TIES didanai oleh Biro Urusan Pendidikan dan Kebudayaan dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan dilaksanakan oleh World Learning melalui perjanjian kerja sama. Hackmangcon adalah
program intensif dalam 3 hari untuk melatih pemuda yang memiliki kepedulian lingkungan, untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan dalam rangka penyelamatan lingkungan terutama konservasi ekosistem mangrove yang dapat dilaksanakan dengan berbagai cara khususnya konservasi mangrove dengan cara yang berbeda.
Program ini akan mendorong anak muda untuk melihat mangrove sebagai spesies terancam serta sumber daya alam yang dapat membantu kehidupan masyarakat pesisir yang lebih baik dengan potensinya. Program ini diadakan di Semarang pada tanggal 2-4 Desember 2016.
Dalam kegiatan ini para peserta diajarkan bagaimana cara agar mengolah mangrove ke berbagai bentuk olahan yang bermanfaat bagi masyarakat diantaranya adalah pelatihan pewarnaan batik berbahan dasar mangrove dan juga pelatihan pengolahan jajanan makanan dari mangrove. Tidak hanya pelatihan akan tetapi para peserta juga diajak untuk melakukan sebuah Leadership Dialogue, Penyuluhan, Penanaman Mangrove, dan Field Trip.
Adapun peserta dalam kegiatan ini terdiri dari 20 peserta dari seluruh Indonesia yang terpilih berdasarkan hasil seleksi. Salah satu pesertanya yaitu M. As'ad Mahasiswa dari Universitas Negeri Makassar Jurusan PGSD DIKJAS Fakultas Ilmu Keolahragaan, yang juga merupakan anggota dari Biro PALH UKM SINTALARAS UNM. Menurutnya kegiatan ini sangat menarik karena memberikan pengetahuan baru melalui pelatihan serta membuka wawasan tentang upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan mangrove, selain daripada itu saat ini juga sangat kurangnya para pemuda yang peduli dengan yang namanya pelestarian lingkungan di bidang mangrove dan juga dia berharap hasil dari kegiatan ini adalah untuk mengajak generasi muda yang punya jiwa kepemimpinan ikut serta menjaga kelestarian mangrove.
Program ini dilaksanakan oleh alumni YSEALI dan berkolaborasi dengan KeSEMaT (Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur) KeSEMaT merupakan organisasi dibidang mangrove yang mempunyai moto konservasi, penelitian, pendidikan, kampanye dan dokumentasi mangrove.
Tujuan dari kegiatan ini yaitu menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan semangat konservasi pelestarian ekosistem mangrove kepada kalangan pemuda, memberikan pelatihan peserta tentang tata cata membibit, menanam, merawat, dan menjaga kelangsungan ekosistem mangrove dan memberikan pengetahuan tentang manfaat pengolahan ekosistem mangrove.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekologi : Membaca Kapitalisme di Raja Ampat dalam Cengkeraman Oligarki

             Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh industri ekstraktif di Raja Ampat bukanlah sekadar tragedi ekologis, melainkan gejala dari sistem kekuasaan yang mengakar. Isu ini tidak dapat dipahami hanya sebagai konflik antara pembangunan dan konservasi, melainkan sebagai bentuk aktual dari kapitalisme global yang beroperasi melalui persekutuan antara negara dan oligarki domestik. Dalam konteks ini, ekologi menjadi medan kuasa tempat eksploitasi sumber daya dan penindasan sosial berjalan beriringan. Tulisan ini bertujuan membongkar struktur kapitalisme di balik proyek tambang nikel di Raja Ampat, serta menunjukkan bagaimana praktik tersebut merepresentasikan bentuk baru kolonialisme yang berkelindan dengan politik oligarki. Lebih jauh, tulisan ini menawarkan pembacaan alternatif melalui lensa deep ecology dan anarkisme ekologi , yang menantang paradigma dominasi terhadap alam dan masyarakat. Kapitalisme tidak hanya mengeksploitasi ten...

DIKSAR 37 : AMOR FATI DALAM SEBUAH REFLEKSI

"Amor fati: Biarlah itu menjadi cintaku mulai sekarang! Aku tidak ingin berperang melawan apa yang buruk. Aku tidak ingin menuduh; bahkan mereka yang suka menuduh pun tidak akan kutuduh. Menutup mata akan menjadi satu-satunya penolakanku. Dan secara keseluruhan: suatu hari nanti aku ingin menjadi seseorang yang hanya berkata 'ya' terhadap hidup." — Friedrich Nietzsche, The Gay Science      Di tengah pemuda lainnya yang lebih memilih menghabiskan waktu untuk kuliah atau mencari hiburan di mal, warung-warung kopi, dan tempat semacamnya, mereka justru lebih memilih pergi ke alam terbuka yang jauh dari kata nyaman dan mapan. Tak heran jika kemudian ada sebagian orang yang mengidentikkan anak Mapala dengan individu-individu anti kemapanan atau mahasiswa yang dikenal “paling lama” lulus.      Pada awal mula perkembangan kegiatan kepencintaalaman, fokusnya lebih pada kegiatan konservasi, advokasi, dan pendidikan melalui penjelajahan hutan dan gunung. Kegiatan sepe...

Surat Kepada Gie

SURAT KEPADA GIE Apa kabarmu, Gie ? Lama sudah tak ku dengar tentangmu. Tentang cerita-cerita gerakan revolusioner mu yang militan atau sabda sabdamu yang agungkan oleh mahasiswa. Kau sekarang menjadi legenda, Gie. Kisah hidupmu semasa mahasiswa di filmkan. Wajahmu di cetak menjadi ikon gerakan mahasiswa, nama mu menjadi narasi eksistensi kaum akademisi sayap kiri. Dan karya-karya puisimu di sukai banyak mahasiswi. Kau hebat, Gie. Apakah kau mengenal saya ? Pertama kali kau menyapaku dalam bukumu, yang mereka beri judul catatan seorang demonstran. Awalnya, ku kira kau sebagai pedagang Cina yang masuk kuliah di UI, namun mengapa kau tertarik belajar sejarah & sastra. Gie ? Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan Gie, mulai dari alasan kematianmu juga rahasia besar tentang kudeta yang belum sempat kau kabarkan kepada kami, sebelum cinta mengambil nyawa dari jasadmu Gie. Katanya, kau tidak suka Sukarno yang glamor dengan mengawini banyak istri dalam proyeksi Nasakomn...