Langsung ke konten utama

PERAN SERTA LEMBAGA KESISWAAN DALAM KONTEKS GREEN SCHOOL



Green School ala Sintalaras di
Kabupaten Sumba Timur NTT (20 Desember 2013)
Green school atau sekolah hijau merupakan sebuah program penanggulangan masalah lingkungan hidup yang berbasis sekolah. Sasaran utamanya adalah pembentukan pengetahuan,
keterampilan dan sikap positif lingkungan hidup pada siswa. Dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif ini dapat dikembangkan sebuah program-program lingkungan hidup, tentu saja dimulai dari lingkungan terdekat pada siswa ini adalah halaman sekolah dan tempat tinggal mereka.
            Konsep dari Green School bagi Sintalaras UNM telah ada sejak tahun 1984 Dan telah dilaksanakan dibeberapa daerah di Sulawesi Selatan, efek paling besar dari Green School atau sekolah hijau adalah dalam jangka panjang, ketika para siswa yang telah memperoleh pendidikan Lingkungan Hidup memasuki dunia karis dan menjadi pemimpin dilingkunganya. Gagasan tentang lingkungan hidup yang positif diharapkan tetap ada dalam rntybehavior mereka dan ikut mewarnai keputusan – keputusan mereka nantinya. Untuk itu kehadiran sebuah organisasi intra sekolah akan memberikan nilai positif tersendiri untuk mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dari berbagai tingkatan yang ada. Sebagai contoh di tiap-tiap sekolah dibentuk sebuah organisasi kesiswaan berupa SISPALA (siswa pencinta alam/siswa peduli lingkungan), itu akan memberikan sebuah warna tersendiri dalam lingkungan sekolah yang lebih spesifik menangani kebersihan dan kerindangan sekolah.
            Pada tanggal 21 februari 2006 telah dicanangkan program Adiwiyata, yaitu sekolah peduli dan berbudaya lingkungan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional dengan tujuan untuk mendorong dan membentuk sekolah – sekolah di Indonesia agar dapat turut melaksanakan upaya-upaya pemerintah menuju pele
starian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang serta menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran setiap warga sekolah.
                 Sebagai gambaran di kota Makassar yang cuacanya pada siang hari sangat panas, itu karena Ruang Terbuka Hijaunya sangat minim dan juga diakibatkan lahan-lahan yang ada ditanami dengan beton-beton yang tinggi , untuk itu semua bisa diantisipasi dengan konsep sekolah hijau sebagai pengganti RTH.  Untuk itu perlunya ada keselarasan dari berbagai elemen yang ada untuk menciptakan sekolah yang berkonsep Green School atau sekolah hijau, pihak sekolah memberikan ruang gerak bagi organisasi sekolah seperti SISPALA atau sejenisnya untuk menyalurkan bakat dan hobi siswa atau peserta didik dalam dunia kepencintaalaman dan lingkungan hidup, sementara pemerintah memberikan anggaran khusus agar tiap-tiap sekolah mampu mengelola lingkungan mereka untuk menjadi sekolah Adiwiyata atau sekolah hijau.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEARIFAN LOKAL BUDAYA KAJANG AMMATOA KAB. BULUKUMBA

A. BENTANG BUDAYA 1. Jenis - Jenis dan Sejarah Kebudayaan (Adat Istiadat) Komunitas adat Ammatoa memiliki hirarki structural dalam mengatur tata kelola acara adat maupun system pemerintahan. Komunitas adat percaya bahwa Ammatoa merupakan wakil dari Bohe Amma atau Tu’re’a’ra’na (Yang Satu atau Tuhan) di dunia. Manusia pertama dalam adat Ammatoa juga diyakini berasal dari Tana Toa. Konon kabarnya, sewaktu beliau masih hidup selalu dilindungi oleh awan apabila berjalan di bawah terik matahari dan beliau selalu terlihat awet muda. Sedangkan sewaktu sepeninggalnya, beliau tidak dikuburkan karena beliau lenyap. Ammatoa pengatur dan penentu kebijakan adat maupun pemerintahan, sebab mereka percaya bahwa Tana Toa adalah tanah tertua yang menjadi awal dari keberadaan dunia. Mitos kajang menyebutkan bahwa awalnya di dunia ini hanya ada satu daratan yang mereka namakan Tombolo. Tanah ini kemudian mengefeki munculnya daratan lain yang membentuk dunia. (*Aswan, S.Pd). Masyarakat adat Ammatoa juga m

PROFIL UKM SINTALARAS UNM

Hidup Selaras, Manusia dan Alam source : Harian Fajar, 20 November 2011 Nama Sintalaras punya filosofi sendiri. Nama itu singkatan dari Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup Selaras dari Universitas Negeri Makassar (UNM). Para perintis terinspirasi dari

MERAMU WARNA KEPENGURUSAN, RAPAT KERJA KE-34 USUNG "GREEN ECO-CREATION"

  Makassar, 26 November 2022. Rapat Kerja ke-34 Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup Selaras (Sintalaras) UNM yang mengusung tema "Optimalisasi Kepengurusan Loyalitas Berlembaga" sukses dilaksanakan dengan beberapa rancangan program kerja.  Kegiatan ini di hadiri oleh beberapa senior dan alumni, salah satunya Abdul Haris, A.Md yang akrab di sapa "Risto" selaku dewan pembina menjelaskan bahwa, kegiatan rapat kerja kali ini sedikit berbeda dengan beberapa rapat kerja tahun sebelumnya. Pengurus tahun ini telah melaksanakan beberapa kegiatan berskala kecil menyambut rapat kerja, seperti pelatihan menulis berita, audiensi dengan beberapa lembaga kemahasiswaan menyambut hari pohon, dan lain-lain.  Berlokasi di Tanjung Bayang di Pondok Raihan 1, bersama angin kencang, suara deru ombak, dan hujan yang sesekali menghiasi suasana rapat kerja ini tidak menjadi penghalang. Perencanaan program kerja pada setiap biro sendiri tetap mengacu terhadap garis besar haluan kerja, yang d