Langsung ke konten utama

Hari Bumi, SINTALARAS Datangkan Danny Pomanto ke UNM

SINTALARAS UNM kembali memperingati Hari bumi yang jatuh pada tanggal 22 April 2014 dengan tema “Satu Aksi Untuk Bumi” sebagai bentuk kepedulian terhadap bumi yang semakin hari semakin rusak oleh aktvitas
manusia. Pada tahun ini ada dua item kegiatan yang dilaksanakan untuk peringatan hari bumi, yaitu Penanaman Mangrove dan Dialog Lingkungan Hidup.

Penanaman Mangrove dilakukan pada hari Minggu 20 April 2014 di Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. Kegiatan ini dihadiri oleh BLHD kota Makassar yang bertindak sebagai instruktur, Camat Biringkanaya, Lurah Untia, Mapala se-Makassar, UKM se-UNM dan Sispala-sispala Binaan SINTALARAS UNM. Kegiatan ini menanam sedikitnya 500 bibit mangrove dari jenis api-api (Avicennia lanata) di pesisir pantai Kelurahan Untia yang terkenal dengan nama Desa Nelayan.

Pada kesempatan ini Dewan Eksekutif SINTALARAS UNM berkomitmen untuk terus melakukan upaya pembinaan dan pemberdayaan masyarakat setempat guna membantu mencapai kesejahteraan ekonomi yang berbasis lingkungan hidup di kawasan ini.

Tak puas dengan satu item kegiatan, panitia pelaksana melanjutkan item kegiatan yang kedua yaitu Dialog Lingkungan Hidup hari Selasa 22 April 2014. Dialog yang menghadirkan pembicara Walikota Makassar terpilih periode 2014-2019 Ir. Mohammad Ramdhan Pomanto yang dilaksanakan di Ruang Senat, Kampus Gunung Sari UNM. Selain itu, Ayahanda Rektor UNM, Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd menyempatkan hadir dalam kegiatan yang diadakan SINTALARAS UNM ini disela-sela kesibukannya yang padat. Setidaknya ratusan mahasiswa UNM menghadiri acara dialog ini dari berbagai jurusan yang ada di UNM.

Danny Pomanto selaku narasumber utama mengungkapkan bahwa para pencinta alam adalah mereka yang benar-benar mengabdikan dirinya untuk melestarikan alam ini bukan hanya sekedar menikmati saja. Seperti apa yang telah diperjuangkan SINTALARAS UNM dalam pelestarian lingkungan hidup selama ini. Beliau juga berharap kedepannya SINTALARAS dapat menjadi mitra pemerintah kota dalam membangun kota yang hijau dan nyaman dengan menjadi Green Guard (Pejuang Hijau).


Muhammad Aidil Akbar selaku ketua panitia mengatakan permasalahan lingkungan yang dihadapi masyarakat modern saat merupakan permasalahan yang sangat serius, sehingga perlu dilakukan tindakan nyata untuk mengatasinya. Bukan hanya sampai disini saja, dia juga akan terus berjuang untuk mewariskan bumi yang nyaman bagi anak cucunya kelak. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekologi : Membaca Kapitalisme di Raja Ampat dalam Cengkeraman Oligarki

             Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh industri ekstraktif di Raja Ampat bukanlah sekadar tragedi ekologis, melainkan gejala dari sistem kekuasaan yang mengakar. Isu ini tidak dapat dipahami hanya sebagai konflik antara pembangunan dan konservasi, melainkan sebagai bentuk aktual dari kapitalisme global yang beroperasi melalui persekutuan antara negara dan oligarki domestik. Dalam konteks ini, ekologi menjadi medan kuasa tempat eksploitasi sumber daya dan penindasan sosial berjalan beriringan. Tulisan ini bertujuan membongkar struktur kapitalisme di balik proyek tambang nikel di Raja Ampat, serta menunjukkan bagaimana praktik tersebut merepresentasikan bentuk baru kolonialisme yang berkelindan dengan politik oligarki. Lebih jauh, tulisan ini menawarkan pembacaan alternatif melalui lensa deep ecology dan anarkisme ekologi , yang menantang paradigma dominasi terhadap alam dan masyarakat. Kapitalisme tidak hanya mengeksploitasi ten...

DIKSAR 37 : AMOR FATI DALAM SEBUAH REFLEKSI

"Amor fati: Biarlah itu menjadi cintaku mulai sekarang! Aku tidak ingin berperang melawan apa yang buruk. Aku tidak ingin menuduh; bahkan mereka yang suka menuduh pun tidak akan kutuduh. Menutup mata akan menjadi satu-satunya penolakanku. Dan secara keseluruhan: suatu hari nanti aku ingin menjadi seseorang yang hanya berkata 'ya' terhadap hidup." — Friedrich Nietzsche, The Gay Science      Di tengah pemuda lainnya yang lebih memilih menghabiskan waktu untuk kuliah atau mencari hiburan di mal, warung-warung kopi, dan tempat semacamnya, mereka justru lebih memilih pergi ke alam terbuka yang jauh dari kata nyaman dan mapan. Tak heran jika kemudian ada sebagian orang yang mengidentikkan anak Mapala dengan individu-individu anti kemapanan atau mahasiswa yang dikenal “paling lama” lulus.      Pada awal mula perkembangan kegiatan kepencintaalaman, fokusnya lebih pada kegiatan konservasi, advokasi, dan pendidikan melalui penjelajahan hutan dan gunung. Kegiatan sepe...

Surat Kepada Gie

SURAT KEPADA GIE Apa kabarmu, Gie ? Lama sudah tak ku dengar tentangmu. Tentang cerita-cerita gerakan revolusioner mu yang militan atau sabda sabdamu yang agungkan oleh mahasiswa. Kau sekarang menjadi legenda, Gie. Kisah hidupmu semasa mahasiswa di filmkan. Wajahmu di cetak menjadi ikon gerakan mahasiswa, nama mu menjadi narasi eksistensi kaum akademisi sayap kiri. Dan karya-karya puisimu di sukai banyak mahasiswi. Kau hebat, Gie. Apakah kau mengenal saya ? Pertama kali kau menyapaku dalam bukumu, yang mereka beri judul catatan seorang demonstran. Awalnya, ku kira kau sebagai pedagang Cina yang masuk kuliah di UI, namun mengapa kau tertarik belajar sejarah & sastra. Gie ? Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan Gie, mulai dari alasan kematianmu juga rahasia besar tentang kudeta yang belum sempat kau kabarkan kepada kami, sebelum cinta mengambil nyawa dari jasadmu Gie. Katanya, kau tidak suka Sukarno yang glamor dengan mengawini banyak istri dalam proyeksi Nasakomn...