Langsung ke konten utama

TIPS MENDIRIKAN TENDA SAAT BADAI

Saat mendaki kadang kita mendapatkan cuaca di luar perkiraan, seperti badai misalnya, dan pas pula saat kita akan mendirikan tenda di daerah terbuka. Mendirikan tenda di
daerah terbuka dan saat badai cukup sulit. Selain itu ada risiko tenda akan tertiup angin dan tak jarang robek atau patah rangka tendanya. Berikut tips mendirikan tenda dengan mudah di tengah badai dan medan terbuka.
Tips ini pernah dipraktikkan oleh redaksi MountMag di puncak Gunung Ungaran saat terjadi badai. Perlu dua orang untuk mendirikan tenda dengan cara ini.

1.Pastikan semua pasak dan tali pengaman tenda ada, juga pisahkan bagian flysheet dan tenda agar tidak terbang saat membukanya.

2.Bentangkan tenda sesuai dengan bentuk lantai kemudian pasang pasak pada ujungujungnya yang telah tentukan.

3.Kemudian pasangkan satu per satu frame atau rangka tenda sesuai konstruksinya, namun jangan pasangkan dulu semuanya, jangan pasangkan hingga berdiri. Pastikan salah satu ujung frame atau rangka tenda telah terpasang pada tempat kaitannya.

4.Kemudian berdua secara serentak memasang ujung rangka yang lain hingga berdiri. Tahapan ini harus dilakukan dengan cepat dan tepat namun hati-hati agar tidak membuat frame atau rangka patah.

5.Pasang flysheet tenda dari arah angin, jangan melawan arah angin. Lalu pasang semua tali
penguat tenda. Jika perlu tambahkan tali penguat pada tiap-tiap framenya agar frame bisa bertahan terhadap tiupan angin.
(Hendri Agustin)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekologi : Membaca Kapitalisme di Raja Ampat dalam Cengkeraman Oligarki

             Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh industri ekstraktif di Raja Ampat bukanlah sekadar tragedi ekologis, melainkan gejala dari sistem kekuasaan yang mengakar. Isu ini tidak dapat dipahami hanya sebagai konflik antara pembangunan dan konservasi, melainkan sebagai bentuk aktual dari kapitalisme global yang beroperasi melalui persekutuan antara negara dan oligarki domestik. Dalam konteks ini, ekologi menjadi medan kuasa tempat eksploitasi sumber daya dan penindasan sosial berjalan beriringan. Tulisan ini bertujuan membongkar struktur kapitalisme di balik proyek tambang nikel di Raja Ampat, serta menunjukkan bagaimana praktik tersebut merepresentasikan bentuk baru kolonialisme yang berkelindan dengan politik oligarki. Lebih jauh, tulisan ini menawarkan pembacaan alternatif melalui lensa deep ecology dan anarkisme ekologi , yang menantang paradigma dominasi terhadap alam dan masyarakat. Kapitalisme tidak hanya mengeksploitasi ten...

DIKSAR 37 : AMOR FATI DALAM SEBUAH REFLEKSI

"Amor fati: Biarlah itu menjadi cintaku mulai sekarang! Aku tidak ingin berperang melawan apa yang buruk. Aku tidak ingin menuduh; bahkan mereka yang suka menuduh pun tidak akan kutuduh. Menutup mata akan menjadi satu-satunya penolakanku. Dan secara keseluruhan: suatu hari nanti aku ingin menjadi seseorang yang hanya berkata 'ya' terhadap hidup." — Friedrich Nietzsche, The Gay Science      Di tengah pemuda lainnya yang lebih memilih menghabiskan waktu untuk kuliah atau mencari hiburan di mal, warung-warung kopi, dan tempat semacamnya, mereka justru lebih memilih pergi ke alam terbuka yang jauh dari kata nyaman dan mapan. Tak heran jika kemudian ada sebagian orang yang mengidentikkan anak Mapala dengan individu-individu anti kemapanan atau mahasiswa yang dikenal “paling lama” lulus.      Pada awal mula perkembangan kegiatan kepencintaalaman, fokusnya lebih pada kegiatan konservasi, advokasi, dan pendidikan melalui penjelajahan hutan dan gunung. Kegiatan sepe...

Surat Kepada Gie

SURAT KEPADA GIE Apa kabarmu, Gie ? Lama sudah tak ku dengar tentangmu. Tentang cerita-cerita gerakan revolusioner mu yang militan atau sabda sabdamu yang agungkan oleh mahasiswa. Kau sekarang menjadi legenda, Gie. Kisah hidupmu semasa mahasiswa di filmkan. Wajahmu di cetak menjadi ikon gerakan mahasiswa, nama mu menjadi narasi eksistensi kaum akademisi sayap kiri. Dan karya-karya puisimu di sukai banyak mahasiswi. Kau hebat, Gie. Apakah kau mengenal saya ? Pertama kali kau menyapaku dalam bukumu, yang mereka beri judul catatan seorang demonstran. Awalnya, ku kira kau sebagai pedagang Cina yang masuk kuliah di UI, namun mengapa kau tertarik belajar sejarah & sastra. Gie ? Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan Gie, mulai dari alasan kematianmu juga rahasia besar tentang kudeta yang belum sempat kau kabarkan kepada kami, sebelum cinta mengambil nyawa dari jasadmu Gie. Katanya, kau tidak suka Sukarno yang glamor dengan mengawini banyak istri dalam proyeksi Nasakomn...