Langsung ke konten utama

HIKMAH DIBALIK ASEAN ESC AWARD

Source : Kolom Opini Fajar, 30 November 2011
Writer : Rahmiana Rahman

The starting point of all achievement is desire (Napoleon Hill)

Mendapat penghargaan sebagai kota dengan kualitas udara terbersih untuk tingkat Regional di level Asia Tenggara (Asean Environmentally Suistainable Cities Award 2011) dalam kategori kota metropolitan, menjadi sebuah
prestasi membanggakan untuk Makassar.
Prestasi ini merupakan sebuah motivasi/spirit dalam meningkatkan kesadaran untuk menjaga lingkungan. Prestasi ini sebenarnya merupakan sebuah celah untuk memetik hikmah. Bukankah orang bijak mampu mengambil hikmah dari setiap peristiwa? Pun termasuk peristiwa penganugerahan ini.
Hikmah yang bisa didapatkan adalah pengembangan karakter. Dalam hal ini pengembangan karakter sebagai masyarakat dan pemerintah.
Sebagai warga masyarakat, seyogyanya kita bisa semakin menyadari bahwa isu pemanasan global (global warming) telah menjadi isu sentral yang pada akhirnya akan merugikan manusia. Oleh karena itu konsep menghijaukan kota Makassar bisa tercipta jika ditopang oleh kesadaran individu yang kuat. Memulai dari diri sendiri merupakan langkah awal sebelum mengkritisi orang lain. Gunakan cermin diri sebelum berkoar-koar meneriakkan tindakan pengrusakan yang dilakukan oleh orang lain (kelompok tertentu). Dari individu-individu yang sadar, yang “ingin” paham dan yang paham tentang pentingnya pelestarian lingkungan, pada akhirnya diharapkan akan terbentuk green movement yang terdeskripsi dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai pemerintah, regulasi-regulasi yang dikeluarkan semestinya lebih mempertimbangkan pengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ekonomi, ekologi dan sosial budaya dalam pemanfaatan sumber daya alam. Tidak hanya membangun sana-sini tanpa mempertimbangkan dengan matang dampak lingkungan yang akan ditimbulkan.
Pemerintah sebagai penentu kebijakan seyogyanya tidak hanya mengumbar slogan. Bukti aplikatif yang harus dilakukan. Jangan sampai sertifikat Langit Biru yang diterima Kota Makassar pada tahun 2008 hanya sebatas tanda mata pada sehelai kertas. Jangan jadikan Makassar Green and Clean hanya sebatas program yang terlaksana ala kadarnya.
Napoleon Hill mengungkapkan bahwa the starting point of all achievement is desire. Langkah awal dari semua prestasi adalah keinginan. Jadi kembali lagi dari itikad dan keinginan dari semua pihak baik warga masyarakat maupun pemerintah sebagai pemangku kepentingan (stakeholder). Saling berintegrasi sebagai bagian dari pengembangan karakter adalah kuncinya. Saat ini, bukan saat yang tepat mencari siapa yang bersalah ataupun siapa yang bertanggungjawab. Bukan Cuma udara Makassar yang diinginkan bersih, melainkan dalam banyak sisi khusunya menyangkut pelestarian lingkungan yang perwujudannya merupakan hasil kerja-kerja kolektif. (Ozon)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekologi : Membaca Kapitalisme di Raja Ampat dalam Cengkeraman Oligarki

             Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh industri ekstraktif di Raja Ampat bukanlah sekadar tragedi ekologis, melainkan gejala dari sistem kekuasaan yang mengakar. Isu ini tidak dapat dipahami hanya sebagai konflik antara pembangunan dan konservasi, melainkan sebagai bentuk aktual dari kapitalisme global yang beroperasi melalui persekutuan antara negara dan oligarki domestik. Dalam konteks ini, ekologi menjadi medan kuasa tempat eksploitasi sumber daya dan penindasan sosial berjalan beriringan. Tulisan ini bertujuan membongkar struktur kapitalisme di balik proyek tambang nikel di Raja Ampat, serta menunjukkan bagaimana praktik tersebut merepresentasikan bentuk baru kolonialisme yang berkelindan dengan politik oligarki. Lebih jauh, tulisan ini menawarkan pembacaan alternatif melalui lensa deep ecology dan anarkisme ekologi , yang menantang paradigma dominasi terhadap alam dan masyarakat. Kapitalisme tidak hanya mengeksploitasi ten...

DIKSAR 37 : AMOR FATI DALAM SEBUAH REFLEKSI

"Amor fati: Biarlah itu menjadi cintaku mulai sekarang! Aku tidak ingin berperang melawan apa yang buruk. Aku tidak ingin menuduh; bahkan mereka yang suka menuduh pun tidak akan kutuduh. Menutup mata akan menjadi satu-satunya penolakanku. Dan secara keseluruhan: suatu hari nanti aku ingin menjadi seseorang yang hanya berkata 'ya' terhadap hidup." — Friedrich Nietzsche, The Gay Science      Di tengah pemuda lainnya yang lebih memilih menghabiskan waktu untuk kuliah atau mencari hiburan di mal, warung-warung kopi, dan tempat semacamnya, mereka justru lebih memilih pergi ke alam terbuka yang jauh dari kata nyaman dan mapan. Tak heran jika kemudian ada sebagian orang yang mengidentikkan anak Mapala dengan individu-individu anti kemapanan atau mahasiswa yang dikenal “paling lama” lulus.      Pada awal mula perkembangan kegiatan kepencintaalaman, fokusnya lebih pada kegiatan konservasi, advokasi, dan pendidikan melalui penjelajahan hutan dan gunung. Kegiatan sepe...

Surat Kepada Gie

SURAT KEPADA GIE Apa kabarmu, Gie ? Lama sudah tak ku dengar tentangmu. Tentang cerita-cerita gerakan revolusioner mu yang militan atau sabda sabdamu yang agungkan oleh mahasiswa. Kau sekarang menjadi legenda, Gie. Kisah hidupmu semasa mahasiswa di filmkan. Wajahmu di cetak menjadi ikon gerakan mahasiswa, nama mu menjadi narasi eksistensi kaum akademisi sayap kiri. Dan karya-karya puisimu di sukai banyak mahasiswi. Kau hebat, Gie. Apakah kau mengenal saya ? Pertama kali kau menyapaku dalam bukumu, yang mereka beri judul catatan seorang demonstran. Awalnya, ku kira kau sebagai pedagang Cina yang masuk kuliah di UI, namun mengapa kau tertarik belajar sejarah & sastra. Gie ? Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan Gie, mulai dari alasan kematianmu juga rahasia besar tentang kudeta yang belum sempat kau kabarkan kepada kami, sebelum cinta mengambil nyawa dari jasadmu Gie. Katanya, kau tidak suka Sukarno yang glamor dengan mengawini banyak istri dalam proyeksi Nasakomn...